RC Episode II

Halo, semua. Gimana kondisinya? Di sana hujan kah? November, bulan yang datangkan hujan dan hawa sejuk. Coba berdiri di samping pintu sambil liat langit dan jalan. Tenang banget, apalagi hanya sedikit kendaraan yang lalu lalang (kecuali hujan lebat sama petir, langsung kunci pintu). 

*Sekali lagi, izinkan aku untuk nggak edit pake italic. Beda dari kategori lainnya, Random Chat (RC) kebanyakan bahasa nggak baku.* 


Selama pandemi kalian ngapain? Apa lebih sering di kamar?

FYI, Aku ini "anak kamar". Mereka ngira aku cuma tidur atau mojok di sudut kamar. Padahal nggak. :") Aku tetep keluar kamar kalo ada keperluan (mandi, buang air, "panggilan alam", makan, masak kalo lagi mood, dan keluar rumah). Sebenarnya, banyak kegiatan yang bisa dilakukan di kamar. Nulis cerita, isi blog, bersih-bersih, gambar, rapikan barang di sekitar, dengerin lagu, berlindung, baca buku, dll. Aku paling sering nulis.

 

Kamar itu sebaiknya rapi. Semakin bersih, semakin fokus. Makanya, aku nyapu sama rapikan kasur dulu. Waktu kerja bakti dalam kamar, aku nemu laba-laba. Nggak tega nepuk dia. Biarkan dia kembali ke jaring-jaring di langit kamar. Pernah ada tamu yang datang tanpa permisi. Dengan santainya, dia naik ke atas kasur. Aku jadi nggak bisa tidur (beneran). Oya, yang dimaksud itu kecoak. Aku takut banget sama serangga tapi nggak tega matikan. Dasar aku. ^_^"

Selain kecoak dan laba-laba, aku ketemu sama semut di lantai. Padahal, aku nggak pernah bawa makanan dan minuman ke sini. Mungkin mereka mau rebahan atau nongkrong. Apa mereka tertarik sama bau body mist rasa vanila? Bukannya itu racun buat semut? Ah mana saya tahu, saya kan manusia yang nggak sempurna.


Udah ngetik jadi haus. Apa hubungannya? Nggak ada. Aneh tapi nyata. Ketikan akan berlanjut ... setelah iklan berikut.


*Anggep aja ini iklan*

Bapak : "Kenapa B kedinginan? Karna dia berdiri di tengah AC. Xixixixi."

Ibu      : "Ngapain to, Pak?"

Bapak : "Lagi ngomong sama beo."

Ibu      : "Bulan ini musim hujan. Minum dulu." 

Bapak : *nyicip minuman di cangkir* "Hmm...Enak. Apaan nih?"

Ibu      : "Teh Sariambu. Harganya murah banget, manis lagi."

Bapak : "Kan pake gula."

Ibu      : *bisik* "Di naskah tulisannya gitu. Aku nurut aja."

[Sangkar burung jatuh tepat di kepala bapak.]

Ibu      : "Bapak!!!"

Segera daftarkan keluarga Anda ke Asuransi XYZ. 

[Tamat]

 

Aku balik. Abis minum air. Tenggorokan nggak kering lagi. Pindah ke topik lainnya.  

Lebih pilih camilan asin atau manis? Akhir-akhir ini, aku beli yang manis-manis. Otak dan hati kompak maunya cokelat atau permen. Aku beli permen kalo kepengen banget. Waktu lagi biasa-biasa aja, aku nggak tertarik. Katanya orang berilmu dan media, cokelat bisa naikin mood (jadi lebih seneng). Tapi, kok nggak mempan di aku? :") Mungkin aku butuh lebih banyak stok cokelat. :))

*Boleh nyebut merk? Bingung aku. Apa diberi bintang kecil di langit yang biru supaya nyamarin namanya?

Camilan manis pilihanku: P**ky, TO* (terutama yang hitam-putih), dan Y*pi. Selain harganya terjangkau, varian rasanya nggak pernah ngecewain. Cara makan P**ky ku lumayan beda sama manusia pada umumnya. Aku makan balutan krimnya, terus gigit biskuitnya. Jangan lupa nyemilnya pelan-pelan supaya bisa nikmatin. :D Isinya bisa dimakan sehari, tapi aku abisnya sedikit dulu. Setelah itu, simpan untuk hari berikutnya.

Oya, aku juga suka nyemil yang asin. Kalian tau ayam goreng yang dipotong-potong kemudian diberi bumbu tabur? Aku bingung apa boleh nyebut merk nya di Blog. ^^"

Aku nyobain itu pertama kali sekitar taun 2016. Ada stan jual ayam P*k-p*k. Aku beli bareng temen kos. Bumbunya macem-macem. Aku pilih BBQ dan chili. Waktu pertama gigit, wuih enaknya. Tahun 2018, aku masih nyoba camilan itu tapi beda merk dagang (namanya Ch**y). 

 

Kenapa malem bahas makanan ya? Maaf khilaf. :"

Baik. Sekian chatting hangat hari ini. Sampai ketemu di kemudian hari. Stay safe. :D

Comments